Jumat, 24 Januari 2014

Menjadi Petani Sukses di Lahan Sempit


Fitri Wijarini, S.Pd, M.Pd
Guru Biologi SMP Khusus Putri
Berdasarkan data statistik indonesia, pada tahun 2025 penduduk Indonesia berjumlah 273.2 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat berimplikasi terhadap menipisnya ketersediaan lahan pertanian. Pertumbuhan penduduk selalu berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan pertanian. Semakin pesat laju pertumbuhan penduduk maka akan semikin sedikit ketersediaan lahan pertanian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa rasio lahan pertanian terhadap jumlah  penduduk hanya sebesar 0.1. Ini berarti bahwa setiap penduduk Indonesia rata-rata hanya memiliki lahan pertanian seluas 0.1 hektar. Hal ini berbeda jauh dengan di Australia diamana setiap orang memiliki lahan pertanian seluas 2.63 Ha.
Oleh sebab itu, perlu adanya solusi agar tetap bisa tetap berkebun meski hanya memiliki lahan sangat sempit. metode yang perlu dilakukan adalah vertikultur.
Vertikultur adalah sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal (berdiri) sehingga penanamannya dilakukan dengan menggunakan sistem bertingkat dan tidak memerlukan lahan yang luas. Cara penanamannya tergantung pada jenis tanaman. Ada yang dapat ditanam langsung di wadah vertikultur, ada yang harus disemai dulu baru ditanam, dan ada yang harus disemai kemudian disapih dan baru ditanam di wadah. Teknik pertanian vertikultur  seperti ini biasanya untuk membudidayakan tanaman semusim atau berumur pendek, seperti sayuran. Aneka sayuran yang dapat ditanam antara lain seledri, selada, kangkung, bayam, kemangi, sawi, caisim atau kailan, cabai, tomat, atau terong.
Teknik vertikultur bisa dikembangkan dengan menggunakan rak, menyusun batako di pojok tembok atau lainnya. Sementara, sebagai wadah tanaman, bisa digunakan gelas plastik dari air kemasan, botol bekas sampai kemasan tetrapak. Untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman, bisa digunakan campuran tanah dengan kompos cacing dengan perbandingan 3:1. Pemeliharannya mudah, cukup dengan disemprot air. Teknik vertikultur dapat diaplikasikan di setiap rumah yan memiliki lahan tidak begitu luas, sehingga  setiap rumah tangga bisa memproduksi sayuran organik secara mandiri.
Berikut adalah cara berkebun dengan cara vertikultur.
A.    Alat dan bahan yang diperlukan :
1.      Pipa paralon / bamboo
2.   Gergaji
3.   solder 
4.   Penggaris atau meteran
5.   Pupuk kompos/kandang
6.   Tanah gembur,sekam padi atau pasir.
7.   Bibit
B.     Cara Pembuatan
a.       Media Tanam
1) Campur secara merata media tanam berupa campuran yang terdiri dari kompos atau pupuk kandang, arang sekam padi, dan tanah dengan perbandingan 2 : 1 : 1.
2)   Masukan media tanam dalam pot yang telah disiapkan sampai setinggi +  2/3 dari diameter bamboo.
b.                Persemaian dan penanaman
1)   Untuk tanaman kangkung dan bayam benih bisa langsung ditanam dalam media tanam talang air tersebut. Untuk tanaman cabai, terong, paprika, sawi benih harus disemaikan terlebih dahulu. Namun karena talang air berukuran kecil, jenis tanaman apa yang akan ditanam harus menjadi perhatian. Tanaman yang bisa ditanam adalah tanaman daun. Antara lain bayam, kangkung dan sawi.
2)    Cara persemaiannya adalah benih direndam dalam air hangat (± 50ÂșC) selama 1 (satu) jam. Semaikan benih-benih tersebut ke dalam media tanam berupa bak plastik atau tray, setelah tanaman mempunyai daun antara 4-5 helai, bibit bisa dipindahkan langsung ke dalam talang air tersebut.
3)    Pemindahan bibit ke media talang air tersebut harus sangat hati-hati, usahakan tanah masih menempel pada akar tanaman. Lakukan penanaman pada sore hari atau pada pagi hari dengan membenamkan tanaman sampai batas leher akar.
c.    Vertikultur dengan Pipa Peralon
1)   Menyiapkan pipa paralon berdiameter 4 inci sepanjang 1,5 m
2)   Membuat lubang berdiameter 1,5-2 cm di sisi pipa secara bertingkat dan berselang-seling sehingga tanaman tidak akan saling menutupi. Lubang pertama dibuat pada jarak 10 cm dari ujung paralon. Lubang berikutnya dibuat dengan jarak 25 cm antara lubang satu dengan lubang lainnya sehingga didapatkan dua belas lubang tanam setiap pipa.
3)   Menutup bagian bawah pipa paralon dengan dop PVC setebal 5 cm.
4)   Meletakkan pipa paralon yang sudah ditutup dop di cetakan semen yang berlubang agar dapat berdiri kokoh,
5)   Setelah itu, paralon diberi media tanam yang telah disiapkan hingga penuh.Vertikultur sudah siap ditanami.
d.   Vertikultur dengan Bambu
1)   Menyiapkan bambu  berdiameter sekitar 10 cm sepanjang 1,5 m
2)   Melubangii dengan hati-hati pembatas bagian dalam antar-ruas bambu menggunakan linggis.
3)   Membuat  lubang-lubang yang berdiameter 1,5-2 cm di bagian sisi bambu secara bertingkat dan berselang seling sehingga tanaman tidak saling menutupi. Lubang pertama dibuat dengan jarak 12,5 cm dari ujung bambu. Lubang tanam yang lain dibuat dengan jarak 25 cm antara lubang satu dengan lubang lainnya sehingga didapatkan dua belas lubang tanam.
4)   Memasukan media tanam yang telah disiapkan ke dalam bambu hingga penuh.
e.    Pemeliharaan :
1)   Penyiraman dilakukan sebanyak 2 (dua) kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
2)   Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati
3)   Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a). Mengunakan pupuk cair (NPK) lengkap sebanyak 1 (satu) gram dicairkan dalam 1 (satu) liter air lalu disemprotkan ke daun tanaman sebanyak 100-250 cc pertanaman atau tergantung umur tanaman dengan interval 1-2 minggu sekali.
b). Menggunakan NPK yang disiramkan pada media tanam bukan pada tanamannya. Dosis pupuk yang dianjurkan untuk fase pertumbuhan adalah 2 sendok makan NPK/10 liter air (1 ember) atau campuran urea + SP36 + KCl dengan perbandingan 2:1:1.
4)   Pengendalian hama penyakit sebaiknya dilakukan secara konvensional/mekanik dengan cara mencabut atau menggunting tanaman yang terserang hama penyakit. Hindari pemakaian pestisida dan bila terpaksa gunakan pestisida yang selektif dan secara bijaksana.
Berikut adalah contoh gambar penanaman dengan vertikultur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar