Berdasarkan
data statistik indonesia, pada
tahun 2025 penduduk Indonesia berjumlah 273.2 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat berimplikasi terhadap menipisnya ketersediaan lahan pertanian. Pertumbuhan
penduduk selalu berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan pertanian. Semakin pesat
laju pertumbuhan penduduk maka akan semikin sedikit ketersediaan lahan
pertanian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa
rasio lahan pertanian terhadap jumlah
penduduk hanya sebesar 0.1. Ini berarti bahwa setiap penduduk Indonesia
rata-rata hanya memiliki lahan pertanian seluas 0.1 hektar. Hal ini berbeda
jauh dengan di Australia diamana setiap orang memiliki lahan pertanian seluas
2.63 Ha.
Oleh sebab itu, perlu adanya solusi agar tetap bisa tetap berkebun meski hanya memiliki lahan sangat sempit. metode yang perlu dilakukan adalah vertikultur.
Oleh sebab itu, perlu adanya solusi agar tetap bisa tetap berkebun meski hanya memiliki lahan sangat sempit. metode yang perlu dilakukan adalah vertikultur.
Vertikultur adalah sebagai teknik budidaya tanaman
secara vertikal (berdiri) sehingga penanamannya dilakukan dengan menggunakan
sistem bertingkat dan tidak memerlukan lahan yang luas. Cara penanamannya tergantung pada jenis
tanaman. Ada yang dapat ditanam langsung di wadah vertikultur, ada yang
harus disemai dulu baru ditanam, dan ada yang harus disemai kemudian disapih
dan baru ditanam di wadah. Teknik
pertanian vertikultur seperti ini biasanya untuk membudidayakan tanaman
semusim atau berumur pendek, seperti sayuran. Aneka sayuran yang dapat ditanam
antara lain seledri, selada, kangkung, bayam, kemangi, sawi, caisim atau
kailan, cabai, tomat, atau terong.
Teknik vertikultur bisa dikembangkan dengan menggunakan rak,
menyusun batako di pojok tembok atau lainnya. Sementara, sebagai wadah tanaman,
bisa digunakan gelas plastik dari air kemasan, botol bekas sampai kemasan
tetrapak.
Untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman, bisa digunakan campuran tanah dengan
kompos cacing dengan perbandingan 3:1. Pemeliharannya mudah, cukup dengan
disemprot air. Teknik vertikultur dapat diaplikasikan di setiap rumah yan
memiliki lahan tidak begitu luas, sehingga setiap rumah tangga bisa memproduksi sayuran
organik secara mandiri.
Berikut adalah
cara berkebun dengan cara vertikultur.
A. Alat
dan bahan yang diperlukan :
1. Pipa paralon / bamboo
2. Gergaji
3. solder
4. Penggaris atau meteran
5. Pupuk kompos/kandang
6. Tanah gembur,sekam padi atau pasir.
7. Bibit
B.
Cara
Pembuatan
a.
Media Tanam
1) Campur
secara merata media tanam berupa campuran yang terdiri dari kompos atau pupuk kandang,
arang sekam padi, dan tanah dengan perbandingan 2 : 1 : 1.
2) Masukan
media tanam dalam pot yang telah disiapkan sampai setinggi + 2/3 dari diameter bamboo.
b.
Persemaian
dan penanaman
1)
Untuk tanaman
kangkung dan bayam benih bisa langsung ditanam dalam media tanam talang
air tersebut. Untuk tanaman cabai, terong, paprika, sawi benih harus disemaikan
terlebih dahulu. Namun karena talang air berukuran kecil, jenis tanaman apa
yang akan ditanam harus menjadi perhatian. Tanaman yang bisa ditanam adalah
tanaman daun. Antara lain bayam, kangkung dan sawi.
2)
Cara
persemaiannya adalah benih direndam dalam air hangat (± 50ÂșC) selama 1 (satu)
jam. Semaikan benih-benih tersebut ke dalam media tanam berupa bak plastik atau
tray, setelah tanaman mempunyai daun antara 4-5 helai, bibit bisa
dipindahkan langsung ke dalam talang air tersebut.
3)
Pemindahan
bibit ke media talang air tersebut harus sangat hati-hati, usahakan tanah masih
menempel pada akar tanaman. Lakukan penanaman pada sore hari atau pada pagi
hari dengan membenamkan tanaman sampai batas leher akar.
c.
Vertikultur
dengan Pipa Peralon
1) Menyiapkan
pipa paralon berdiameter 4 inci sepanjang 1,5 m
2) Membuat
lubang berdiameter 1,5-2 cm di sisi pipa secara bertingkat dan berselang-seling
sehingga tanaman tidak akan saling menutupi. Lubang pertama dibuat pada jarak
10 cm dari ujung paralon. Lubang berikutnya dibuat dengan jarak 25 cm antara
lubang satu dengan lubang lainnya sehingga didapatkan dua belas lubang tanam
setiap pipa.
3) Menutup
bagian bawah pipa paralon dengan dop PVC setebal 5 cm.
4) Meletakkan
pipa paralon yang sudah ditutup dop di cetakan semen yang berlubang agar dapat
berdiri kokoh,
5) Setelah
itu, paralon diberi media tanam yang telah disiapkan hingga penuh.Vertikultur
sudah siap ditanami.
d.
Vertikultur
dengan Bambu
1)
Menyiapkan bambu berdiameter
sekitar 10 cm sepanjang 1,5 m
2)
Melubangii dengan hati-hati
pembatas bagian dalam antar-ruas bambu menggunakan linggis.
3)
Membuat lubang-lubang yang berdiameter 1,5-2 cm di
bagian sisi bambu secara bertingkat dan berselang seling sehingga tanaman tidak
saling menutupi. Lubang pertama dibuat dengan jarak 12,5 cm dari ujung bambu.
Lubang tanam yang lain dibuat dengan jarak 25 cm antara lubang satu dengan
lubang lainnya sehingga didapatkan dua belas lubang tanam.
4)
Memasukan media tanam yang telah
disiapkan ke dalam bambu hingga penuh.
e. Pemeliharaan :
1)
Penyiraman
dilakukan sebanyak 2 (dua) kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
2)
Penyulaman
dilakukan bila ada tanaman yang mati
3)
Pemupukan dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a). Mengunakan
pupuk cair (NPK) lengkap sebanyak 1 (satu) gram dicairkan dalam 1 (satu) liter
air lalu disemprotkan ke daun tanaman sebanyak 100-250 cc pertanaman atau
tergantung umur tanaman dengan interval 1-2 minggu sekali.
b). Menggunakan NPK
yang disiramkan pada media tanam bukan pada tanamannya. Dosis pupuk yang
dianjurkan untuk fase pertumbuhan adalah 2 sendok makan NPK/10 liter air (1
ember) atau campuran urea + SP36 + KCl dengan perbandingan 2:1:1.
4)
Pengendalian
hama penyakit sebaiknya dilakukan secara konvensional/mekanik dengan cara
mencabut atau menggunting tanaman yang terserang hama penyakit. Hindari
pemakaian pestisida dan bila terpaksa gunakan pestisida yang selektif dan
secara bijaksana.
Berikut adalah
contoh gambar penanaman dengan vertikultur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar